Ketua OSIS Koplak karya Wisnu Maulana mengisahkan Nurman, siswa SMA Mandiri yang terkenal koplak, usil, dan jauh dari kata teladan. Hidupnya penuh keonaran—bukan kandidat ideal untuk menjadi pemimpin organisasi siswa.
Namun, dunia mendadak jungkir balik ketika kepala sekolah tiba-tiba menunjuknya sebagai calon Ketua OSIS. Ditertawakan, diremehkan, bahkan dicibir guru dan siswa lain, Nurman justru bangkit. Bersama dua sahabatnya yang sama-sama absurd—Udin dan Samsuri—ia maju ke medan kampanye dengan gaya kampanye paling kocak: janji manis untuk “menyejahterakan para jomblo.”
Dari pidato blunder, debat panas, hingga diklat OSIS di pegunungan yang penuh kejutan, Nurman tak hanya mengocok perut, tapi juga menunjukkan sisi tak terduga: keberanian, kesetiaan, dan semangat kepemimpinan. Apalagi ketika ia harus berdampingan dengan Endryani, saingannya yang serius dan galak, yang diam-diam membuat hatinya bergetar.
Namun jabatan bukan akhir cerita. Justru setelah menjadi Ketua OSIS, Nurman harus menghadapi tantangan terbesar yang bisa membuatnya kehilangan segalanya—termasuk jabatannya.
Penuh humor, drama, dan sentuhan romansa remaja, Ketua OSIS Koplak adalah kisah tentang tumbuh dewasa di balik kekonyolan, dan bahwa kepemimpinan tak selalu datang dari mereka yang tampak sempurna.