Di sebuah sudut kecil kota yang penuh warna dan tradisi, hidup dua sahabat masa kecil: Borno dan Mei. Borno adalah pemuda sederhana yang bekerja sebagai pengayuh becak, sementara Mei adalah gadis Tionghoa yang cerdas dan manis, anak dari pemilik toko kelontong di kawasan Pecinan.
Tanpa disangka, benih-benih cinta tumbuh di antara mereka. Tapi cinta mereka tak mudah. Perbedaan budaya, latar belakang keluarga, hingga masa lalu yang misterius menjadi penghalang jalan. Ketika Borno menerima sepucuk angpao merah dari Mei—bukan sekadar amplop, tapi simbol rasa dan harapan—semua menjadi titik balik dalam hidupnya.
Apakah cinta mereka akan menemukan jalannya di tengah realitas yang keras? Atau justru takdir berkata lain?